Kamu tahu bagaimana rasanya berjalan kaki berteman senja di puncak gunung?
Saat matahari mengintip dari kejauhan yang tingginya berkali lipat dari aku.
Kemudian cahaya itu menari-nari dari kejauhan sambil mengikuti langkahku.
Dengan mudahnya kedua mataku terangkat hanya dengan melihat tarian kecil itu.
Ketika matahari mulai pamit dari kedua mataku, kemudian terangnya menjadi sedikit oranye atau kadang menjadi sedikit merah muda.
Mungkin warnanya hampir sama seperti merah muda yang ada di pipiku ketika dengan tidak sengaja kamu menatapku dalam-dalam dan menarik lenganku menujumu.
Sepasang mata yang menyebalkan itu, satu paket dengan bulan sabit yang sempurna tampak ketika kamu sedang senang-senangnya.